Kamis, 10 Mei 2012

Cara Cerdas Membeli Makanan



Makanan kemasan sudah menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Di zaman serba instan seperti sekarang ini, faktor praktis dan cepat sangat penting. Kecuali makanan rutin yang dikonsumsi pada saat jam makan, tiga kali sehari, masyarakat terbiasa mengonsumsi produk kemasan, mulai dari makanan ringan sampai minuman kaleng.
Cara paling mudah untuk mendapatkan produk kemasan yang aman dan sehat adalah memperhatikan tiga informasi pokok, yakni kemasan produk, label produk, dan tanda daftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) atau Departemen Kesehatan. Masyarakat harus memilih makanan dengan kemasan yang baik. Kondisi fisik kemasan bisa berpengaruh pada isinya, kemasan yang sudah rusak dikhawatirkan isinyapun rusak, terjadi kontaminasi, dan dapat mengakibatkan keracunan. 
Keterangan pada label makanan kemasan sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakannya. Komposisi yang terkandung dalam makanan tersebut dapat memberikan informasi kepada konsumen apa saja bahan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Mungkin saja salah satu bahannya termasuk yang perlu kita hindari, sehubungan dengan penyakit atau reaksi alergi. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui cara membaca label produk suatu makanan.
Apa yang harus diperhatikan pada label produk makanan ?
a.  Informasi Gizi
b. Persentase Pelabelan
c. Nama atau Deskripsi Produk
d. Layanan Konsumen
e. Informasi yang Menimbulkan Alergi 
f. Tanggal Pembuatan atau Batas Tanggal Konsumsi (expair date) 
g. Daftar Bahan Makanan
h. Label Produk harus Mendeskripsikan Isi Kemasan yang Tepat 
i.  Zat Makanan yang Berbahaya atau Dapat Meracuni 
j.  Bahan Makanan Legal
k.  Petunjuk Penggunaan dan Penyimpanan
l.  Tempat Produksi
m.  Lambang Halal atau Haram
n.  Izin dari BPOM
o. Berat Bersih Produk

Agar kesehatan dan keamanan dalam mengonsumsi makanan kemasan dapat terlindungi, maka sangat diharapkan para konsumen dapat melakukan analisis label produk makanan yang akan dikonsumsi. Selamat mencoba J


Pengaruh Penggunaan Obat dalam Masa Menyusui



Tata kehidupan modern pada dasarnya ingin meningkatkan harkat hidup manusia ke taraf yang lebih baik. Hal ini juga mempengaruhi kebiasaan ibu menyusui yang sudah semakin bijak dalam memilih jalan terbaik dalam memberikan ASI pada bayi. Namun sejalan dengan arus modernisasi, juga diperkenalkan berbagai bahan baru & menarik, misalnya obat-obatan yang mana tanpa terkecuali termasuk ibu yang sedang menyusui, tidak dapat menghindarkan diri dari penggunaan obat ini. Penggunaan / pemberian obat pada masa menyusui memungkinkan risiko yang ditimbulkan pada bayi oleh obat  yang terdapat dalam air susu. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana pengaruh penggunaan obat dalam masa menyusui.

FARMAKOKINETIK  OBAT PADA IBU
Proses Farmakokinetik adalah proses yang menentukan cepat, konsentrasi, dan lamanya obat terdapat di dalam “target organ”. Proses farmakokinetik terbagi atas 3 komponen, yaitu : absorpsi, distribusi, dan eliminasi.

EKSKRESI OBAT KE DALAM ASI
                Ada 4 mekanisme penting obat dapat sampai (permeasi) ke dalam ASI, yaitu :
1.    Difusi Pasif
                Berlangsung berdasarkan perbedaan konsentrasi pada kedua sisi barier, berupa cairan atau lemak. Difusi terjadi melalui pori-pori kecil pada membran sel, menyebabkan hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul kecil saja, seperti metanol. Kecuali pada pembuluh darah kapiler dan limfe yang memiliki pori-pori cukup besar sehingga dapat dilalui oleh molekul yang cukup besar. Obat larut dalam air melewati barier cairan, sedangkan obat larut lemak melewati membran yang terdiri dari lipid.

2.    Difusi dg bantuan karier khusus
                Yang bertindak sebagai karier adalah enzim – enzim atau protein tertentu. Terjadi melalui perbedaan konsentrasi atau konsentrasi yg sama pada kedua sisi barier. Lebih menentukan perbedaan aktifitas kimia suatu bahan pada kedua sisi barier. Bahan yg berdifusi dg cairan ini umumnya mudah larut dalam air, tetapi terlalu besar untuk melalui pori – pori dari membran.

3.    Difusi aktif
                Memerlukan energi untuk transpor, karena menuju daerah dg konsentrasi tinggi. Menggunakan energi untuk pasasi dari glukosa, asam amino, kalsium, magnesium, dan natrium.

4.    Pinositosis atau kebalikannya
Pada pinositosis, obat melekat pada dinding sel, kemudian mengalami invaginasi atau evaginasi. Dinding sel & obat memisahkan diri, sehingga obat dapat masuk atau keluar sel. Pinositosis menggunakan molekul yang sangat besar & protein tidak berdifusi secara pasif, aktif, atau dengan bantuan karier. pH lingkungan & derajat ionisasi obat, sifat obat basa atau lemah, tingkat kelarutan, menentukan kesanggupan difusi yang berbeda.

PROSES FARMAKOKINETIS PADA BAYI
Proses farmakokinetik pada bayi pada dasarnya sama dengan proses farmakokinetik pada orang dewasa dengan beberapa perbedaan – perbedaan yang disebabkan oleh immaturitas organ – organ yang membawa berbagai perbedaan fungsional.

ABSORBSI OBAT PADA BAYI
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam peristiwa absorpsi obat pada bayi, yaitu :
1.    Aliran darah pada tempat pemberian obat
                Masa otot yang kecil serta aliran darah mudah terganggu akan menyebabkan obat yang diberikan tetap tinggal pada tempat pemberian, karena tidak atau sedikit sekali yang mengalami absorpsi.

2.    Fungsi gastrointestinal bayi
Dalam 24 jam pertama setelah lahir terjadi peningkatan keasaman lambung yang tajam, sehingga obat yang tidak tahan asam mudah mengalami kerusakan.Waktu pengosongan lambung bayi yang lambat (6-8jam), menyebabkan obat yang diserap di lambung, hampir seluruhnya akan diserap. Sedangkan yang diserap di usus halus, penyerapan lebih lambat dari seharusnya. Peristaltik usus pada bayi tidak teratur / lambat, mengakibatkan absorpsi obat meningkat Peristaltik usus meningkat, mengakibatkan absorpsi menurun.

DISTRIBUSI OBAT PADA BAYI
Volume cairan tubuh sangat menentukan distribusi obat, terutama cairan ekstraseluler. Cadangan cairan pada bayi normal 75%, dan bayi prematur 87%. Di samping cairan tubuh, cairan lemak bayi normal 15%, dan bayi prematur 1%. Hal ini menyebabkan bayi prematur hanya dapat menyimpan obat yang mudah larut lemak dari pada bayi normal (genap bulan).

METABOLISME OBAT PADA BAYI
Metabolisme obat sebagian besar terjadi dalam hepar. Pada bayi fungsi metabolime ini masih rendah karena antifitas enzim hepar juga masih rendah. Semakin tua usia bayi, maka makin matur fungsi hepar. Oleh karena itu, dosis obat yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi ini.

EKSKRESI OBAT PADA BAYI
Filtrasi Glomerulus berperan dalam eksresi obat. Daya filtrasi pada bayi semakin meningkat pada usia 6-12 bulan mencapai filtrasi orang dewasa.  Pada anak yang sakit, fungsi filtrasi berkembang lebih lambat dari seharusnya hingga pengaturan dosis dan jangka waktu pemberian obat akan menjadi lebih sulit.

PEMBERIAN OBAT DALAM MASA LAKTASI
Secara umum, sebagian besar obat dapat disekresikan melalui air susu ibu, tetapi dalam jumlah kecil hingga jumlah yang diterima bayi dalam sehari umumnya masih lebih rendah dosis terapeutiknya. Walaupun demikian, obat yang diberikan kepada ibu hendaknya dipilih yang relatif aman, serta diberikan paling lambat 30-60 menit setelah menyusui atau 3-4 jam sebelum ibu menyusui yang berikutnya, agar diperoleh ekskresi dalam air susu yang terendah.

OBAT YANG TIDAK BERPENGARUH PADA BAYI / BOLEH DIGUNAKAN
  Antikoagulan – warfarin
  Sulfonamide, kecuali pd bayi dg defisiensi G-6-PD.
  Antimalaria ; pirimetamin, dapson, sulfadoksin.
  Metronidazol
  Antiinflamasi
  Aspirin dosis rendah
  Antikonvulsan ; natrium valproat, karbamazepin, etosuksimid.
  Labelatol, verapamil, hidralazin.
  Antibiotika.

OBAT YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN
  Antikoagulan ; fenindion & etilbiskumasetat, menyebabkan kekurangan protrombin pd bayi.
  Tetrasiklin & aminoglikosida, menyebabkan pewarnaan gigi, gangguan pertumbuhan tulang, flora usus bayi.
  Kloramfenikol, toksisitas pd bayi.
  Penisilin, menyebabkan anafilaksis.
  Ampisilin, menyebabkan diare & kandidiasis pd bayi.
  Antituberkulosis ; INH, menyebabkan defisiensi piridoksin pd bayi.
  Siklofosfamid, metotreksat, & obat antineoplastik/imunosupresif,  kontraindikasi dlm masa menyusui.
  Aspirin dosis tinggi, mempengaruhi trombosit bayi.
  Barbiturat, diazepam, antihistaminika menimbulkan gejala depresi pd bayi.
  Primidon, menimbulkan depresi susunan saraf pusat pd bayi.
  Heroin dosis tinggi, menyebabkan koma pd bayi.
  Petidin, mengganggu susunan saraf pusat.
  Amitriptilin & nortriptilin, efek farmakologik pd bayi.
  Klorpromazin, menyebabkan pusing & letargi pd bayi.
  Alkohol, menyebabkan depresi susunan saraf pusat.
  Teofilin, menyebabkan iritabilitas pd bayi.
  Estrogen dosis tinggi, menyebabkan penurunan produksi air susu, poliferasi dan epitel   vagina pd bayi perempuan & ginekomastia pd bayi laki-laki.
  Antiaritmia & amiodaron, menyebabkan brakardia pd bayi.
  Alkaloid ergot, menimbulkan gejala intoksikasi ergot.
  Derivat antrakinon & fenoltalein, menyebabkan diare pd bayi.

KESIMPULAN
Hanya obat yang sangat diperlukan saja yang boleh diberikan pada ibu menyusui. Bila usia bayi kurang dari 1 bulan, atau bayi lahir prematur, pemberian obat pada ibu sedapat mungkin dihindari. Keputusan untuk memberikan atau tidak memberikan obat sangat tergantung pada klinikus, dengan mempertimbangkan keuntungan pengobatan dan dampak kerugian pada bayi.


 REFERENSI
Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC
Suryawati, Sri. 1995. Penggunaan Obat dalam Masa Menyusui. Obat dan Pengobatan, Tahun VII, No. 2, Oktober 1995, hal. 1-3.



*Mohon doanya untuk penulis agar diberi kemudahan dalam menuntut ilmu dan mencapai cita-cita,, amiin.






Senin, 07 Mei 2012

Laktasi Amenore


Apa itu Laktasi Amenore ?
Laktasi Amenore merupakan alat kontrasepsi (penjarangan kehamilan) alami. Metode Amenore Laktasi (MAL) atau Lactational Amerrohea Method (LAM) adala metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI eksklusif. MAL dapat dikatakan sebagai metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA). LAM dikembangkan sebagai hasil dari pertemuan yang diadakan di Georgetown Univesity, yang dirancang untuk membawa manfaat kesehatan dan kesuburan menyusui menjadi perhatian keluarga berencana.

Bagaimana Cara Kerja MAL ?
MAL bersifat menunda atau menekan terjadinya ovulasi (pembuahan). Pada saat menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitoksin. Semakin sering ibu menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

MAL, Efektifkah ?
Berdasarkan hasil penelitian MAL akan sangat efektif (98%) apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Digunakan selama 6 bulan pertama post partum (setelah melahirkan)
b. Belum mendapat haid pasca melahirkan
c. Menyusui secara eksklusif
d. Tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui

Apa Manfaat MAL ?
Ada dua manfaat MAL yaitu sebagai kontrasepsi dan non-kontrasepsi.
a. Manfaat Kontrasepsi
    - Efektifitas tinggi (98%)
    - Dapat segera dimulai  pasca melahirkan
    - Tidak memerlukan prosedur khusus, alat atau obat
    - Tidak memerlukan pengawasan medis
    - Tidak mengganggu senggama
    - Mudah digunakan
    - Tidak perlu biaya
    - Tidak ada efek samping
    - Tidak bertentangan dengan budaya dan agama

b. Manfaat Non-Kontrasepsi
    - Untuk bayi : mendapatkan kekebalan pasif (imunitas), peningkatan gizi (nutrisi), dan mengurangi resiko        penyakit menular.

    - Untuk ibu : mengurangi pendarahan pasca melahirkan (anemia), membantu uterus kembali normal, meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Hambatan MAL ?
MAL juga memiliki keterbatasan antara lain :
a. Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan
b. Hanya efektif digunakan selama 6 bulan pasca melahirkan
c. Belum mendapatkan haid pasca melahirkan
d. Menyusui eksklusif
e. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual, hepatitis B, dan HIV/AIDS

Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
MAL tidak dapat digunakan oleh :
a. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid
b. Wanita yang tidak menyusui eksklusif
c. Wanita yang bekerja terpisah dari bayi lebih dari 6 jam
d. Bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan
e. Bayi mempunyai gangguan metabolisme

Apa yang Harus diketahui Klien ?
Sebelum menggunakan MAL, klien terlebih dahulu diberikan konseling sebagai berikut :
a. Bayi harus menyusu sesering mungkin
b. Waktu pengosongan payudara kurang dari 4 jam
c. Bayi menyusu sampai kenyang (melepas sendiri hisapannya)
d. MAL tidak efektif bila tidak ASI eksklusif
e. Ibu yang sudah dapat haid pasca melahirkan dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain


Referensi :
Miriam H. Labbok, MD, MPH Associate Professor, Georgetown University Medical Center, WHO Pusat Kolaborasi pada Menyusui dari Abstrak Menyusui, Agustus 1993, volume 13, nomor 1, hal 3-4.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC.

Senin, 02 April 2012

Perkembangan Janin dan Kebutuhan Nutrisi Janin


"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)

Dalam ayat ke-6 Az-Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim ibu dalam tiga kegelapan. Embriologi modern telah mengungkapkan bahwa perkembangan embriologi bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.

Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:


- Tahap Pre-embrionik

Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. 

Tahap pertama ini disebut juga dengan trimester pertama. Trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian seorang perempuan terhadap kehamilannya. Pertumbuhan janin pada tiga bulan pertama ini masih berlangsung lambat, sehingga kebutuhan gizinya juga belum begitu besar. Bahkan boleh dikatakan pada periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa biasa. Hanya saja, seluruh zat gizi yang dikonsumsinya harus memenuhi kebutuhan janin. Kekurangan gizi tertentu atau terkonsumsinya zat adiktif berbahaya bisa menyebabkan kegagalan pembentukan organ yang sempurna.

Pada trimester pertama kebutuhan zat gizi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Kalori
Kalori dibutuhkan untuk perubahan dalam tubuh ibu hamil, meliputi pembentukan sel-sel baru, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta dan pembentukan enzim serta hormon yang mengatur pertumbuhan janin. Selama trimester pertama, wanita hamil perlu tambahan bobot badan sebanyak 0,5 kg setiap minggu. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, 1998), ibu hamil perlu tambahan 285 Kkal setiap hari atau sama dengan 2.485 Kkal per hari. Bandingkan dengan wanita dewasa (20 - 45 tahun) dalam keadaan normal tidak hamil yang hanya membutuhkan energi 2.200 Kkal.

Protein
Untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku, dan jaringan otot dibutuhkan protein. Protein juga diperlukan plasenta untuk membawa makanan ke janin dan juga pengaturan hormon sang ibu dan janin. Tambahan protein yang dibutuhkan setiap hari adalah 60 g atau 12 g lebih banyak ketimbang wanita dewasa tak hamil. Protein dapat diperoleh dari bahan makanan seperti daging, keju, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan oncom.

Vitamin dan mineral
Diperlukan vitamin dan mineral yang merupakan zat gizi penting selama hamil. Vitamin A dalam jumlah optimal diperlukan untuk pertumbuhan janin. Tidak kalah penting vitamin B1 dan B2 serta niasin yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sedangkan vitamin B6 dan B12 berguna untuk mengatur penggunaan protein oleh tubuh. Vitamin C penting untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil untuk mencegah anemia.
Untuk pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Zat kapur ini banyak terdapat pada susu dan olahannya serta kacang-kacangan.
Sementara itu vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dan seng penting untuk pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat dapat mengurangi risiko kelainan susunan saraf pusat dan otak janin. Makanan yang kaya akan asam folat misalnya jeruk, pisang, brokoli, wortel, dan tomat.
Perlu diketahui, asam folat dalam buah-buahan dan sayuran segar mudah rusak akibat proses pemasakan dan pemanasan. Karena itu buah dan sayuran lebih baik dikonsumsi dalam keadaan segar.
Pasokan zat besi juga tidak kalah penting karena pada masa hamil volume darah ibu akan meningkat 30%. Di samping itu plasenta pun harus mengalirkan cukup zat besi untuk perkembangan janin. Kecukupan darah menjadi amat penting, karena perlu diingat, ketika melahirkan, karena bakal banyak kehilangan darah sang ibu jangan sampai mengalami anemia.

Serat
Konsumsi serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, berguna untuk membantu kerja sistem ekskresi sehingga mudah buang air besar.

Air
Dalam keadaan normal saja, kita dianjurkan untuk minum delapan gelas air putih sehari. Apalagi untuk wanita hamil. Kebutuhannya akan air perlu diperhatikan benar. Kekurangan air (dehidrasi) harus segera ditanggulangi, karena dalam masa kehamilan muda ada kalanya terjadi muntah-muntah sehingga banyak mengeluarkan cairan tubuh.

- Tahap Embrionik 


Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.









- Tahap fetus


Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.

Pada trimester kedua dan ketiga, ketika masa morning sickness telah berlalu, biasanya ibu hamil sudah mulai dapat menikmati makanan dan merasakan gerakan janin dalam perut. Pada trimester kedua ini pertumbuhan janin pun berlangsung sangat cepat. Boleh dikatakan, separuh dari penambahan bobot badan ibu selama hamil terjadi pada bulan ke-6 dan ke-7. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada usia kehamilan ini, bisa jadi akan "menularkan" derita yang sama pada sang janin yang dikandungnya. Sebagai patokan, bobot badan ibu hamil kurang dari 45 kg pada trimester ketiga menunjukkan kekurangan energi kronis.

Kebutuhan zat gizi pada trimester kedua dan ketiga ini juga perlu diperhatikan karena erat kaitannya dengan perkembangan intelegensia janin. Pasalnya, pada usia kehamilan 15 - 20 minggu, otak janin mengalami pertumbuhan pesat sekali. Bahkan memasuki kehamilan minggu ke-30 sampai bayi berusia 18 bulan, otak mengalami fase pertumbuhan pesat kedua. Berbeda dengan kebutuhan gizi pada trimester pertama, memasuki trimester kedua dan ketiga ibu hamil membutuhkan zat gizi sebagai berikut:

Kalori
Tubuh membutuhkan tambahan 285 kalori setiap hari dibandingkan dengan sebelum hamil. Konsumsi makanan ini setidaknya menghasilkan pertambahan bobot badan sekitar 8 - 15 kg sampai akhir trimester ketiga. Sejak trimester kedua ini, diusahakan untuk menambah bobot ½ kg setiap minggu. Di akhir bulan kehamilan, konsumsi karbohidrat (50 - 60% dari total kalori) diperlukan dalam takaran yang cukup untuk persiapan tenaga ibu dalam masa persalinan.

Protein
Protein penting untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk memenuhi kebutuhan suplai darah merah. Kebutuhan protein didapat dari bahan makanan hewani seperti daging, ikan, telur, dan nabati seperti kacang-kacangan, tahu, dan tempe.

Vitamin dan mineral
Pada trimester ketiga, tubuh membutuhkan vitamin B6 dalam jumlah banyak dibandingkan sebelum hamil. Vitamin ini dibutuhkan untuk membentuk protein dari asam amino, darah merah, saraf otak, dan otot-otot tubuh. Bila protein tercukupi, maka kebutuhan vitamin B6 akan tercukupi pula. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 ini antara lain ikan. Jangan lupa mengonsumsi substansi omega-3 yang banyak terkandung dalam daging ikan tuna dan salmon. Omega-3 juga berperan pada perkembangan otak dan retina janin.
Seng dibutuhkan bagi sistem imunologi (kekebalan) tubuh. Konsumsi seng juga dapat menghindari lahirnya janin prematur dan berperan dalam perkembangan otak janin, terutama pada trimester terakhir. Diduga, kekurangan seng menyebabkan bibir sumbing. Makanan yang kaya seng antara lain daging sapi dan ikan.
Kalsium diperlukan pada trimester pertama hingga trimester ketiga karena merupakan zat gizi penting selama kehamilan. 
Kebutuhan zat besi meningkat terutama pada awal trimester kedua kehamilan. Faktanya, hampir 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Sebab itu suplementasi pil besi diupayakan untuk diberikan selama kehamilan guna memenuhi kebutuhan zat besi itu.


Bila setiap ibu hamil memperhatikan serta berusaha memenuhi zat gizi yang berguna bagi pertumbuhan janin dalam kandungannya, niscaya bayi dilahirkan sehat. (dr. Elvina Karyadi, M.Sc., Ph.D.)

Literatur :
Arisman. Gizi dalam Daur Hidup. Jakarta : EGC




Sabtu, 03 Maret 2012

MAKANAN YANG BAIK UNTUK OTAK


“ Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya, di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustkan? (QS. Ar-Rahman:10-13) “

Setiap hari kita menemui berbagai jenis makanan. Tahukah teman-teman, ternyata banyak makanan yang temui sehari-hari yang dapat meningkatkan kesehatan otak kita. Berikut daftar makanan sehat yang dapat meningkatkan performa otak kita :

Cokelat
Cokelat adalah salah satu makanan favorit setiap orang. Selain lezat, cokelat juga sangat bergizi untuk otak. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa kandungan antioksidan dalam dua atau tiga sendok makan bubuk cokelat memiliki antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dalam makanan lain seperti teh hijau atau anggur merah. Antioksidan utama yang ditemukan dalam kakao yaitu flavonol, yang penting untuk meningkatkan aliran darah ke otak.

Kacang-kacangan
Cemilan dari kacang-kacangan atau biji-bijian seperti kacang, hazelnut, kacang mete, almond, walnut, pecan, biji labu, biji bunga matahari, dan jenis lainnya, baik untuk otak. Jenis makanan tersebut  mengandung Omega-3, Omega-6 fatty acid, folat, vitamin E, dan vitamin B6 yang dapat membuat otak untuk berpikir lebih jernih. Nutrisi dari Omega-3 dan Omega-6 fatty acid juga dapat membantu otak untuk berpikir lebih positif karena bekerja sebagai antidepresan alami. Beberapa kacang-kacangan dan biji-bijian juga mengandung thiamin dan magnesium yang bagus untuk daya ingat dan fungsi kognitif otak.

Telur
Telur banyak mengandung vitamin B12 serta lesitin yang membantu melawan proses atrofi otak. Telur meskipun tidak sehat jika dimakan terlalu banyak karena kaya asam lemak esensial, tapi kuning telur juga tinggi kolin yang merupakan zat pembangun sel otak. Kolin juga dapat membantu meningkatkan daya ingat.

Teh hijau
Teh hijau atau teh hitam mengandung catechin yang bermanfaat untuk menjaga pikiran agar tetap tajam, segar, dan  berfungsi dengan baik. Selain itu, teh juga membuat tubuh menjadi lebih rileks dan membantu untuk mengurangi kelelahan mental. Jadi, apabila teman-teman merasa lelah, lesu, dan terlalu malas untuk berpikir, cobalah seduh secangkit teh, baik teh hijau maupun teh hitam, keduanya sangat baik untuk dikonsumsi.

Itulah beberapa makanan di sekitar kita, yang tanpa kita sadari ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan otak. Mari kita tingkatkan kualitas hidup setiap hari dengan menjaga makanan yang dikonsumsi, olahraga yang teratur, menyeimbangkan antara bekerja dan istirahat, serta selalu menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan nyaman. Jagalah gaya hidup sehat dari sekarang.! (^^)

*Medicalstudent Research Centre (MRC) BEM KM Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Selasa, 21 Februari 2012

You Are What Your Mother Eats (Kamu Adalah Apa yang Ibumu Makan)


“... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?(QS.39:6)”

Barangkali kita sering mendengar kalimat “you are what you eats (kamu adalah apa yang kamu makan)” dari pada kalimat You Are What Your Mother Eats (Kamu adalah apa yang ibumu makan). Apabila dilihat dari tulisan kalimatnya memang hanya berbeda sedikit saja, hanya dua kata “you & your mother”. Namun, pada pemaknaannya perbedaan itu sangat besar.

Pada kali ini, penulis tidak akan membahas mengenai “you are what you eats”, melainkan membahas mengenai “you are what your mother eats”.

You are what your mother eats, yang diartikan dalam bahasa indonesia sebagai kamu adalah apa yang ibumu makan. Kalimat ini akan sangat berarti bagi wanita yang akan menjadi calon ibu. Mengapa? Karena ‘kamu’ yang digunakan pada kalimat tersebut adalah janin dalam kandungan.

Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu. Saat ini ibu pada umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Begitu juga sebaliknya, bila status gizi ibu kurang pada masa sebelum dan selama hamil, kemungkinan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kretinisme, kecerdasan kurang, kecacatan, dan lebih parah lagi berdampak kematian.
Oleh karena itu, wanita usia subur baik yang akan menikah maupun sudah menikah harus memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi agar bayi yang dilahirkan sehat dan normal.
Apa yang Anda Butuhkan Selama Kehamilan ?
ENERGI
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Setelah itu, sepanjang trimester II dan III, kebutuhan akan terus meningkat sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan pada trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Sepanjang trimester III, energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, dan 350 kkal selama trimester II dan III.
Besaran energi yang terasup merupakan faktor gizi yang paling penting jika dikaitkan dengan berat badan lahir bayi. Berat badan bayi lahir normal adalah >2500gr-4000gr. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang kurang dari 2500 gr akan menimbulkan prematur, janin tumbuh lambat atau retardasi pertumbuhan intrauterin, terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta, komplikasi (hipotermia, hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, hiperbilirubinemia, sindroma gawat nafas, infeksi, perdarahan intraventrikuler, anemia), gangguan perkembangan, gangguan pertumbuhan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan lain sebagainya.
PROTEIN
Sama seperti energi, kebutuhan wanita akan protein meningkat sampai 68%. Bagi wanita normal, pada trimester I angka ini terlalu tinggi. Tambahan yang dianjurkan ialah 5 gr pada trimester I, 15 gr pada trimester II, dan 24 gr selama trimester III. Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya 2/3 nya berasal dari hewani, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan cukup 1/3 nya.
Protein di sebut juga zat pembangun. Di dalam protein terkandung satu senyawa asam amino esensial yang sangat penting bagi ibu hamil. Di dalam asam lemak esensial ini terdapat omega 3 dan omega 6 yang penting untuk pembentukkan organ otak janin. Selain itu, protein juga bermanfaat untuk pembentukkan plasenta, cairan ketuban, jaringan tubuh dan rahim, cairan dan plasma, dan sebagai persiapan menyusui. Kekurangan protein selama kehamilan akan mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat.
ZAT BESI (Fe)
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Penambahana asupan besi, baik lewat makanan dan/atau pemberian suplementasi mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Untuk mencegah kekurangan, setiap wanita dianjurkan untuk mengonsumsi Fe sebanyak 30mg per hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan, oleh sebab itu suplemen sebesar 30-60 mg, dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pascapartum, perlu diberikan setiap hari. Disamping itu perlu pula diingat, tambahan Fe yang berlebihan dari kebutuhan tubuh dapat menyebabkan keracunan besi.
Fungsi dari zat besi adalah untuk pembentukan sel darah merah , mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan Fe sebagai bahan pembentuk sel darah merah , menjadi cadangan zat besi bagi janin , mengoptimalkan fungsi otot . Akibat kekurangan Fe atau zat besi adalah keguguran , kematian janin dalam rahim , dan cacat bawaan. Kebutuhan Fe untuk tambahan adalah 2 mg / hari.

ASAM FOLAT

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil meningkat berlipat dua. Kekurangan asam folat mengakibatkan kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Jika kekurangan asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang ditandai dengan penampakan kelelahan dan depresi. Kekurangan asam folat berkaitan dengan BBLR, ablasio plasenta, dan lahir mati. 

Pemenuhan asam folat pada ibu hamil yang baik adalah di mulai sejak minimal satu atau tiga bulan sebelum kehamilan dan dilanjutkan pada masa hamil. Salah satu literatur menyebutkan bahwa kebutuhan asam folat pada trimester pertama kehamilan meningkat sampai dengan 800 mikrogram. Asam Folat ini dapat mencegah cacat bawaan pada bayi terutama yang berhubungan dengan kelainan tabung syaraf otak (Spina bifida, anenchephalus, dsb)

Fungsi asam folat adalah sebagai zat yang mendukung pembentukan sel darah merah ibu , peningkatan kebutuhan metabolisme , mencegah anemia megaloblastik ,produksi sel inti RNA dan DNA , mencegah terjadinya cacat bawaan spina bifida. 

Kebutuhan asam folat pada ibu hamil selanjutnya adalah 400 mg / hari. Jenis makanan yang mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau, asparagus, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.

VITAMIN B12

Vitamin B12 penting untuk keberfungsian sel-sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan saluran cerna. Pangan sumber vitamin B12 adalah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu, dan keju.

VITAMIN D

Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu.

YODIUM

Kebutuhan yodium pada ibu hamil adalah 200 μg / hari. Manfaat dari yodium adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan janin, mencegah penyakit tiroid , cacat bawaan dan memenuhi kebutuhan metabolisme yang meningkat. Akibat kekurangan yodium keguguran, kelahiran premature, gangguan pertumbuhan, dan cacat mental pada bayi. Kekurangan yodium selama hamil juga mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang selanjutnya menjadi kretinisme karena peran hormon tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis.

KALSIUM

Fungsi kalsium  adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, mencegah kerapuhan tulang pada ibu hamil, sebagai zat yang membantu penyerapan zat besi, untuk pemenuhan kebutuhan tulang dan gigi, membantu penyerapan zat besi. Akibat kekurangan Kalsium terjadi osteoporosis (Tulang rapuh), gangguan pembentukan tulang pada janin. Kebutuhan kalsium untuk ibu hamil  kurang lebih 600 hingga 1200 mg / hari.

VITAMIN A

Fungsi vitamin A bagi ibu hamil adalah untuk kesehatan mata, pertumbuhan tulang dan gigi ,mencegah kelainan bawaan. Akibat kekurangan vitamin A adalah gangguan penglihatan .Kebutuhan vitamin A pada ibu hamil 200 iu / hari.

VITAMIN C

Vitamin C sangat di butuhkan tubuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi, mencegah penyakit gusi, membantu pembentukan jaringan tubuh. Penggunaan vitamin C dalam trimester pertama tidak boleh berlebihan karena akan mengakibatkan cacat. Kebutuhan tambahan vitamin C adalah 20 mg / hari. Setiap hari sebaiknya kita mengkonsumsi satu menu yang mengandung vitamin C, terutama dalam buah - buahan segar.

ZINK

Fungsinya mencegah bayi terlahir prematur, mencegah kelainan bawaan, perkembangan otak agar normal, mencegah gangguan pertumbuhan organ tubuh janin, perkembangan otak agar normal, untuk kekebalan janin, proses pertumbuhan janin. Akibat kurang zink terjadi hambatan pertumbuhan pada janin. Kebutuhan zink pada ibu hamil 15 mg / hari.

MINERAL

Fungsi mineral  terutama air adalah untuk pemenuhan kebutuhan cairan tubuh antara lain mengganti cairan tubuh yang hilang akibat proses metabolisme, mencegah dehidrasi, untuk memperlancar pembuangan zat sisa metabolisme melalui air seni (urine) dan kelenjar keringat. Kebuituhan ibu hamil untuk air akan meningkat selama kehamilan, oleh karena itu sedapat mungkin minum air putih kurang lebih sampai 8 gelas perhari, juga bisa diperoleh dari pemenuhan cairan tambahan misalnya air sari buah alami, susu  dan yoghurt.

Pembaca,, perlu diketahui selama kehamilan sembilan bulan, hanya Andalah sumber nutrisi bagi bayi. Anda tidak dapat meninggalkan rahim Anda ke perawat ketika Anda pergi ke luar kota. Atau meminta dokter menyuntikkan nutrisi ketika nafsu makan Anda hilang karena flu. Setiap kalori, setiap gram protein, setiap miligram vitamin, setiap elemen mineral yang diperoleh atau diperlukan bayi Anda, dan tidak diperolehnya, hanya dapat diperoleh dari Anda. Tidak hanya dari persediaan dalam tubuh Anda, karena hanya sedikit nutrisi yang dapat disimpan untuk digunakan bayi Anda, namun dari makanan yang Anda santap. Secara singkat, janin Anda adalah apa yang anda makan.

Semoga bermanfaat,, mohon doanya agar penulis dapat mewujudkan cita-citanya, amin. Silakan tunggu postingan selanjutnya.

Literatur :
Eisenberg, dkk. 1999. Makanan Apa yang Anda Butuhkan Selama Kehamilan. Jakarta : Arcan.
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Dodds, Rosemary dan Hannah Hulme Hunter. 2005. Makanan yang Aman Untuk Kehamilan. Jakarta : Arcan.